Selasa, 1 November 2011

Tetap Bersemangat Dalam Menuntut Ilmu Syara’.


قال الله تعالى:
âقُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أولو الألباب
[ الزمر: 9]

Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran. QS. Al-Zumar: 9

قال الله تعالى: âيَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ [ المجادلة : 11]

“...nescaya Allah Shubhanahu wa ta’alla akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa darajat. Dan Allah Shubhanahu wa ta’alla Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. QS. Al-Mujadilah: 11.

Diriwyatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim dari Mu’awiyah radhiallahu’anhu bahwa Nabi Muhammad Shalallahu’alaihi wa sallam berkata: Barangsiapa yang dikehendaki oleh Allah Shubhanahu wa ta’alla suatu kebaikan maka Allah Shubhanahu wa ta’alla akan memberikan kepadanya kepahaman dalam agama”.[1]

Sebagian ahli ilmu berkata: Orang yang tidak diberikan oleh Allah Shubhanahu wa ta’alla kefahaman di dalam agama bererti Allah Shubhanahu wa ta’alla tidak menghendaki kebaikan baginya”.

Diriwayatkan oleh Al-Darimi dengan sanad yang baik dari Abi Darda’ bahawa sesungguhnya Nabi Muhammad Shalallhu’alaihi wa sallam bersabda:

" Keutamaan orang yang berilmu atas orang yang ahli ibadah seperti kelebihan bulan purnama atas seluruh bintang. Sesungguhnya para ulama adalah pewaris para Nabi dan para nabi tidak mewariskan uang dinar atau dirham, sesungguhnya mereka hanya mewariskan ilmu, maka barangsiapa yang mengambilnya maka sungguh dia telah mengambil bahagian yang sangat besar”.[2]

Al-Auza’i berkata:

Manusia yang memliki kemuliaan di tengah masyarakat kami adalah peribadi yang berilmu, dan orang selain mereka tidak ada ertinya”.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimhullah berkata:

Keperluan manusia kepada ilmu lebih besar dari keperluan mereka terhadap makanan dan minuman. Para ulama adalah orang yang tetap komitmen dengan perintah Allah Shubhanahu wa ta’alla hingga hari kiamat.

Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim di dalam kitab shahihnya dari Mu’awiyah dan Thauban bahwa Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

Akan sentiasa ada sekelompok dari umatku ini yang selalu komited dengan kebenaran, tidak akan memudaratkan mereka orang yang mengacau mereka sehingga datang keputusan Allah Shubhanahu wa ta’alla dan mereka tetap komited atas perkara tersebut”.[3] Di dalam sebuah riwyat disebutkan: Mereka tetap komited pada perintah -Nya”.[4]

Imam Ahmad bin Hambal berkata: Kalau bukan ahli hadith maka aku tidak mengetahui siapakah orang selain mereka?”.

Nabi Muhammad Shalallhu’alaihi wa sallam telah memberitahukan bahwa di akhir zaman kelak ilmu itu akan terangkat, dan kebodohan tersebar dan terangkatnya ilmu ditandai dengan matinya orang yang membawanya.

Diriwayatkan oleh Al-bukhari dan Muslim dari Abdullah bin Amru bin Al-Ash radhiallahu ‘anhuma bahwa Nabi Muhammad Shalallhu’alaihi wa sallam bersabda:

Sesungguhnya Allah Shubhanahu wa ta’alla tidak akan mencabut ilmu dari manusia dengan mengambilnya secara langsung dari mereka, namun -Dia akan mencabut ilmu itu dengan dicabutnya nyawa para ulama, sehingga apabila orang alim sudah tidak tersisa maka manusia menunjuk pemimpin yang bodoh, dan mereka ditanya tentang suatu masalah maka mereka sesat dan menyesatkan”.[5]



[1] Al-Bukhari no: 3116 dan Muslim no: 1037

[2] HR. Al-Darimi 1/110 no: 342

[3] Shahih Muslim no: 1920 dan shahih Bukhari no: 71

[4] Shahih Bukhari no: 71

[5] [5] Shahih Muslim no: 2673 dan shahih Bukhari no: 100

Tiada ulasan:

Catat Ulasan