Selasa, 4 Oktober 2011

ADAB-ADAB HAJI

Segala puji bagi Allah I salawat dan salam semoga kepada Rasulullah, nabi kita Muhammad bin Abdullah r, kepada keluarga, para sahabat, dan para pengikutnya yang setiap. Amma ba'du:

Terdapat adab-adab yang sudah seharusnya diketahui dan diamalkan oleh orang yang melaksanakan ibadah haji dan umrah untuk memperolehi umrah yang diterima dan haji yang mabrur lagi penuh berkat. Di antaranya adab yang wajib, adab yang sunnah, dan saya menyebutkan sebagian darinya sebagai contoh, bukan menyebutkan semuanya, adalah yang berikut ini:

  1. Istikharah kepada Allah I dalam menentukan waktu, kenderaan, dan teman, serta arah jalan jika banyak arah jalan, juga meminta pendapat orang-orang soleh dalam hal itu. Ibadah haji sememangnya ia sangat baik tanpa diragukan lagi. Cara solat istikharah adalah solat dua rakaat kemudian berdoa dengan yang doa yang dikhaskan.[1]
  2. Orang yang melaksanakan ibadah haji dan umrah harus berniat melaksanakan keduanya kerana Allah I dan mendekatkan diri kepadanya. Janganlah ia bertujuan untuk mendapatkan dunia, atau membanggakan diri, atau mendapatkan gelaran atau riya' dan sum'ah. Sesungguhnya hal itu menjadi penyebab hilangnya pahala ibadah dan tidak diterima. Firman Allah I:

قُلْ إِنَّ صَلاَتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لله رَبِّ الْعَالَمِينَ * لاَ شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَاْ أَوَّلُ الْـمُسْلِمِينَ

Katakanlah:"Sesungguhnya solatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, tuhan semesta alam, * Tiada sekutu baginya;dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)". (QS. al-An'aam:162-163)

] قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِّثْلُكُمْ يُوحَى إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ فَمَن كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلاً صَالِحًا وَلا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا

Katakanlah:"Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku:"Bahawa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan Yang Esa". Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhan-nya". (QS.al-Kahf:110)

Allah I berfirman:

] مَّن كَانَ يُرِيدُ الْعَاجِلَةَ عَجَّلْنَا لَهُ فِيهَا مَا نَشَاءُ لِمَن نُّرِيدُ ثُمَّ جَعَلْنَا لَهُ جَهَنَّمَ يَصْلاهَا مَذْمُومًا
مَّدْحُورًا
[

Barangsiapa menghendaki kehidupan sekarang (duniawi), maka Kami segerakan baginya di dunia itu apa yang Kami kehendaki bagi orang yang Kami kehendaki dan Kami tentukan baginya neraka Jahannam; dia akan memasukinya dalam keadaan tercela dan terusir. (QS. al-Isra`18)

Dan di dalam hadits qudsi:

((أنا أغنى الشركاء عن الشرك، من عمل عملاً أشرك فيه معي غيري تركته وشركه)

'Aku paling kaya dari sekutu (tidak membutuhkan sekutu), barangsiapa yang melakukan amal perbuatan yang ia menyekutukan Aku dengan yang lain, nescaya Aku meninggalkannya dan sekutunya."[2]

Nabi r merasa bimbang terjadinya syirik kecil terhadap umatnya, baginda r bersabda:

((إن أخوف ما أخاف عليكم الشرك الأصغر)) فسُئل عنه فقال: ((الرياء))

"Sesungguhnya yang paling aku khawatirkan terhadap umatku adalah syirik kecil.' Lalu baginda r ditanya tentang hal itu, baginda menjawab: Riya'.'[3]

Baginda juga r bersabda:

'Barangsiapa yang ingin didengar (suka didengar orang lain) nescaya Allah I memperdengarkan dengannya, dan barangsiapa yang ingin dilihat (riya) nescaya Allah I memperlihatkan dengannya."[4]

Dan firman Allah I:

وَمَا أُمِرُوا إِلا لِيَعْبُدُوا الله مُخْلِصِـينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ وَذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَة

Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan keta'atan kepada-Nya dalam(menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan solat dan meunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus. (QS. al-Bayyinah:5)

  1. Seseorang yang ingin melaksanakan ibadah haji dan umrah harus memahami hukum-hukum haji dan umrah. Juga hukum-hukum safar sebelum melaksanakan perjalanan, seperti qashar, jama', hukum-hukum tayammum, menyapu dua khuf, dan yang lainya yang diperlukannya di dalam perjalanan menunaikan manasik haji. Rasulullah r bersabda:

((من يرد الله به خيرًا [5]يفقهه في الدين))

"Barangsiapa yang Allah I menghendaki kebaikan dengannya nescaya Dia I memberikan pemahaman kepadanya dalam masalah agama."[6]

  1. Bertaubat dari segala perbuatan dosa dan maksiat, sama saja dia berhaji atau umrah, atau yang lainnya. Maka dia harus bertaubat dari semua dosa. Hakikat taubat adalah: berhenti dari semua dosa dan meninggalkannya, menyesali perbuatannya dan berteguh hati tidak akan mengulanginya. Jika berbuat zalim kepada orang lain, dia harus mengembalikan atau meminta halal darinya. Sama saja ia: merupakan kehormatan atau harta atau yang lainya dari sisi yang diambil kebaikannya untuk saudaranya. Jika ia tidak mempunyai kebaikan nescaya diambil dari dari kejahatan saudaranya lalu dicampakkan kepadanya.[7]
  2. Orang yang melaksakan haji dan umrah harus memilih harta yang halal untuk haji dan umrahnya, kerana Allah I Maha Baik tidak menerima kecuali yang baik, dan kerana harta yang haram menyebabkan tidak diterima doa.[8] Darah daging apapun yang berasal dari harta yang haram maka api neraka lebih utama dengannya.[9]
  3. Disunnahkan baginya menulis wasiatnya, dan segala yang terkait hak dan kewajibannya, ajal (umur) ada di sisi Allah I. Firman Allah I:

] إِنَّ الله عِندَهُ عِلْمُ السَّاعَةِ وَيُنَزِّلُ الْغَيْثَ وَيَعْلَمُ مَا فِي الأَرْحَامِ وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَّاذَا تَكْسِبُ غَدًا وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ إِنَّ الله عَلِيمٌ خَبِيرٌ [

Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim.Tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok.Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati.Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS. Luqman:34)

Nabi r bersabda:

((ما حق امرئ مسلم له شيء يريد أن يوصي فيه يبيت ليلتين إلا ووصيته مكتوبة عنده))

"Tidak ada hak bagi seorang muslim yang dia ingin berwasiat padanya yang berlalu dua malam kecuali wasiatnya tertulis di sisinya."[10]

Dia bersaksi atasnya, membayar hutangnya, mengembalikan titipan kepada pemiliknya atau meminta ijin kepada mereka agar tetap padanya.

  1. Dianjurkan agar ia berpesan (berwasiat) kepada keluarganya agar selalu bertaqwa kepada Allah I, dan ia merupakan wasiat generasi pertama dan terakhir:

وَلَقَدْ وَصَّيْنَا الَّذِينَ أُوتُواْ الْكِتَابَ مِن قَبْلِكُمْ وَإِيَّاكُمْ أَنِ اتَّقُواْ الله وَإِن تَكْفُرُواْ فَإِنَّ لله مَا فِي السَّمَوَاتِ وَمَا فِي الأَرْضِ وَكَانَ الله غَنِيًّا حَمِيدًا

...dan sungguh Kami telah memerintahkan kepada orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan (juga) kepada kamu; bertaqwalah kepada Allah. Tetapi jika kamu kafir maka (ketahutuhan), sesungguhnya apa yang di langit dan apa yang dibumi hanyalah kepunyaan Allah dan Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji. (QS. an-Nisaa`:131)

  1. Berusaha dalam memilih teman yang soleh dan dari penuntut ilmu syar'i. Maka sesungguhnya hal ini termasuk sebab mendapat taufik dan tidak terjerumus dalam kesalahan di tengah perjalanan, saat haji dan umrahnya. Berdasarkan sabda Nabi r:

))الرجل على دين خليله فلينظر أحدكم من يخالل ((

"Seseorang menurut agama temannya, maka hendaklah salah seorang darimu melihat siapakah yang ditemani."[11]

Dan sabdanya r:

((لا تصاحب إلا مؤمنًا ولا يأكل طعامك إلا تقي))

"Janganlah engkau berteman kecuali orang yang beriman dan janganlah memakan makananmu kecuali orang yang taqwa."[12]

Nabi r menggambarkan teman yang soleh itu bagaikan orang yang membawa minyak wangi dan teman yang jahat seperti orang yang meniup pandai besi.[13]

  1. Mengumpulkan kaum keluarga, sahabat handai, saudara mara, dan para ulama dari tetangga dan sahabatnya. Nabi r bersabda:

((من أراد سفرًا فليقل لمن يخلِّف: أستودعكم الله الذي لا تضيع ودائعه))

"Barangsiapa yang ingin melakukan safar hendaklah ia berkata kepada yang ditinggalkan: aku menitipkan kamu kepada Allah r yang tidak sia-sia barang titipannya."[14]

Nabi r menghantarkan sahabatnya apabila salah seorang dari mereka ingin safar, baginda bersabda:

((أستودع الله دينك وأمانتك وخواتيم عملك))

'Aku menitipkan engkau kepada Allah I agamamu, amanahmu, dan kesudahan/penutup amalmu."[15]

BagindA r bersabda kepada musafir yang memohon nasihat kepada baginda r:

((زوَّدك الله التقوى، وغفر ذنبك، ويسَّر لك الخير حيثُ ما كنتَ ((

"Semoga Allah I menambah taqwamu, mengampuni dosamu, memudahkan kebaikan untukmu di manapun engkau berada."[16]

Seorang laki-laki datang kepada Nabi r, Dia ingin musafir, dia berkata: Ya Rasulullah, berpesanlah kepadaku! Baginda r bersabda:

((أوصيك بتقوى الله والتكبير على كل شرف)

'Aku berpesan kepadamu agar selalu bertaqwa kepada Allah I dan membaca takbir di setiap tempat yang tinggi."

Maka setelah dia pergi, baginda r berdoa:

اللهم ازوِ له الأرض، وهوِّن عليه السفر

'Ya Allah, pendekkanlah bumi untuknya dan mudahkanlah perjalanannya."[17]

  1. Janganlah dia membawa lonceng, suling dan anjing, berdasarkan sabda Nabi r:

لا تصحب الملائكة رفقة فيها كلب ولا جرس

'Malaikat tidak menyertai rombongan perjalanan yang padanya terdapat anjing dan lonceng."[18]

Rasulullah r bersabda:

الجرس مزامير الشيطان

"Lonceng adalah suling syaitan."

  1. ِApabila ingin melaksanakan safar untuk melaksanakan haji bersama salah satu isterinya, jika dia mempunyai lebih dari satu, dia mengundi di antara mereka. Siapapun yang terpilih ia keluar bersamanya, berdasarkan hadits Aisyah radhiyallahu 'anha, dia berkata: 'Apabila Rasulullah r ingin melakukan safar, baginda mengundi di antara para isterinya. Siapapun yang terpilih, dia keluar bersamanya.'[19]

Itulah sunnah apabila dia ingin safar bersama salah satu isterinya, maka mengundi adalah pilihan terbaik.[20]

  1. Dianjurkan agar keluar melakukan safar pada hari Khamis di permulaan siang kerana perbuatan Nabi r. Ka'ab bin Malik t berkata: 'Jarang sekali Rasulullah r keluar bila melakukan safar kecuali pada hari Khamis.'[21] Baginda r mendoakan kepada umatnya agar mendapat berkat di pagi hari, baginda r bersabda:

اللهم بارك لأمتي في بكورها

'Ya Allah, bertuhan berkah untuk umatku di pagi harinya."[22]

  1. Dianjurkan agar membaca doa keluar rumah, dia membaca saat keluar rumah: 'Dengan nama Allah, aku bertawakal kepada Allah I, tidak ada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah I."[23] Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu bahwa aku menyesatkan atau disesatkan, aku tergelincir atau digelincirkan, aku berbuat zalim atau dizalimi, aku bertindak bodoh atau dibodohi."[24]
  2. Disunnahkan berdoa dengan doa safar, apabila menaiki tunggangannya, atau mobilnya, atau pesawat, atas kenderaan lainnya, maka ia membaca:

((الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر)) ] سُبْحانَ الَّذِي سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِينَ * وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنقَلِبُونَ [، ((اللهمّ إنا نسألك في سفرنا هذا البر والتقوى، ومن العمل ما ترضى، اللهمّ هوِّن علينا سفرنا هذا واطو عنا بعده، اللهمّ أنت الصاحب في السفر، والخليفة في الأهل، اللهمّ إني أعوذ بك من وعثاء السفر، وكآبة المنظر، وسوء المنقلب: في المال، والأهل..)) وإذا رجع من سفره قالهن وزاد فيهن: ((آيبون، تائبون، عابدون، لربنا حامدون))

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar.:(Maha Suci Dia yang telah menundukkan semua ini bagi kami padahal sebelumnya kami tidak mampu menguasainya, dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami") Ya Allah, sesungguhnya kami memohon kepada-Mu kebaikan dan taqwa dalam perjalanan kami ini, dan dari perbuatan yang Engkau ridhai. Ya Allah, mudahkanlah untuk kami perjalanan ini dan dekatkanlah jauhnya dari kami. Ya Allah, Engkau ada sahabat dalam perjalanan, khalifah dalam keluarga. Ya Allah, sesungguhnya kami berlindung kepada-Mu dari kesusahan perjalanan, beratnya pandangan dan buruk tempat kembali dalam harta dan keluarga..." dan apabila pulang, ia membacanya dan menambahkan: 'Kembali, bertaubat, dan menyembah, kepada Tuhan kami memuji."[25]

  1. Disunnahkan agar ia tidak melakukan safar sendirian kecuali bersama teman, berdasarkan sabda Nabi r:

((لو يعلم الناس ما في الوحدة ما أعلم ما سار راكب بليل وحده))

"Jika manusia mengetahui dalam kesendirian seperti yang aku ketahui nescaya orang yang bertunggangan tidak melakukan perjalanan sendirian."[26]

Baginda r bersabda:

الراكب شيطان، والراكبان شيطانان، والثلاثة ركب

"Satu orang yang bertunggangan adalah syaitan, dua orang adalah dua syaitan dan tiga orang adalah rombongan."[27]



[1] Lihat: al-Istikharah dalam al-Bukhari 7/162 dan Hishnul Muslim hal 45.

[2] HR. Muslim, kitab Zuhud dan Raqaiq, bab: Barangsiapa yang menyetukukan dalam ibadahnya kepada selain Allah I.

[3] HR. Ahmad dalam Musnad 5/428 dan dihasankan oleh Syaikh al-Albani dalam Shahih al-Jami' 2/45.

[4] Muttafaqun 'alaih dari hadits Jundub t, al-Bukhari, kitab riqaq, bab riya dan sum'ah no. 6499, dan Muslim, kitab zuhud dan raqaiq, bab di antara syirik kepada selain Allah I dalam ibadahnya.no. 2987.

[6] Al-Bukhari dari hadits Mu'awiyah t, kitab ilmu, bab: Barangsiapa yang Allah I menghendaki kebaikan dengannya niscaya Dia I memberikan pemahaman kepadanya dalam masalah agama.

[7] Lihat surah an-Nuur ayat 31 dan al-Bukhari, kitab Riqaq, bab qishash di hari kiamat no. 6534, 6535.

[8] Lihat Shahih Muslim kitab Zakat, bab menerima sedakah dari hasil usaha yang halal no. 1015.

[9] Abu Nu'aim dalam al-Hilyah 1/31, Ahmad dalam az-Zuhd hal 164 dan dalam Musnad 3/321, ad-Darimi 2/229, dan selain mereka. Dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Shahih al-Jami' 4/172, dan lihat Fath al-Bari 3/113.

[10] Muttafaqun 'alaih dari hadits Ibnu Umar t: al-Bukhari, kitab wasiat, bab wasiat no. 2738, dan Muslim, kitab wasiat no. 1627.

[11] HR. Abu Daud, kitab adab 3/188.

[12] HR. Abu Daud, kitab Adab no. 4832, at-Tirmidzi kitab Zuhud, bab berteman orang yang beriman, no. 2395. dihasankan oleh Syaikh al-Albani dalam Shahih Sunan Abu Daud no.4832 dan Shahih at-Tirmidzi no. 2519/

[13] Muttafaqun 'alaih, dari hadits Abu Musa u: al-Bukhari, kitab sembelihan dan buruan, bab misk no. 5534, dan Muslim, kitab birr dan shilah, bab anjuran duduk bersama orang shalih dan menjauhi teman yang buruk no. 2638.

[14] HR. Ahmad 2/403, Ibnu Majah, kitab jihad, bab mengantarkan para pejuang dan melepaskan mereka no. 2825. dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Silsilah ahadits shahihah, no 16 dan 2547. dan shahih Sunan Ibnu Majah 2/133.

[15] HR, Abu Daud, kitab Jihad, bab doa saat melepaskan no.2600, at-Tirmidzi, kitab doa-doa, bab ucapan saat mengantarkan seseorang no. 3442. dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Shahih at-Tirmidzi 3/155.

[16] HR. At-Tirmidzi kitab doa, bab ucapan apabila mengantarkan seseorang no. 3444 dan Saikh al-Albani berkata dalam Shahih Sunan at-Tirmidzi 3/149: Hasan shahih.

[17] HR. At-Tirmidzi, kitab doa, bab darinya: pesannya r kepada musafir agar bertaqwa kepada Allah I dan membca takbir di setiap tempat yang tinggi. No. 3445, Ibnu Majah, kitab Jihad, bab keutamaan berjaga dan membaca takbir saat berjuang fi sabilillah no. 2771, Ahmad dan al-Hakim. Dishahihkan oleh al-Albani dalam Shahih at-Tirmidzi 3./156, Shahih Ibnu Majah 2/124, dan Shahih Ibnu Khuzaimah 4/149.

[18] HR. Muslim, kitab pakaian dan perhiasan, bab dibenci anjing dan lonceng dalam perjalanan no. 2113.

[19] Muttafaqun 'alaih. Al-Bukhari, kitab hibah, bab pemberian istri kepada selain suaminya, no. 2593, dan Muslim, kitab keutamaan sahabat, bab keutamaan Aisyah radhiyallahu 'anha no 2445.

[20] Saya mendengarnya dari Syaikh kami Imam Ibnu Baz saat menerangkan shahih al-Bukhari no,. 2879.

[21] Al-Bukhari, kitab Jihad, bab siapa yang ingin berperang, ia melakukan tauriyah dengan yang lain dan siapa yang ingin keluar pada hari Kamis. No. 2948.

[22] HR. Abu Daud, kitab Jihad, bab pagi hari melakukan safar no. 2606, at-Tirmidzi, kitab jual beli, bab pagi hari berdagang no. 1212, Ibnu Majah, kitab Perdagangan, bab diharapkan berkah di pagi hari no. 2236, Ahmad dalam Musnadnya (1/154, 3/416). Abu Isa berkata: hadits hasan dan dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Shahih Sunan Abu Daud 2/494 dan Shahih at-Tirmidzi 2/807.

[23] HR. Abu Daud, kitab Adab, bab yang dibaca saat keluar dari rumahnya no. 5090, at-Tirmidzi dalam kitab doa, ba yang dibaca saat keluar rumahnya no. 3426 dan ia berkata: ini hadits hasan shahih gharib dan dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Shahih at-Tirmidzi 3/410 dan Shahih Sunan Abu Daud 3/959.

[24] HR. Abu Daud, kitab Adab, bab yang dibaca saat keluar dari rumahnya no. 5094, at-Tirmidzi, kitab doa, bab darinya no. 3427, an-Nasa`i, kitab berlindung, bab berlindung dari doa yang tidak dikabulkan, no. 5536, Ibnu Majah, kitab doa, bab doa seseorang apabila keluar dari rumahnya. At-Tirmidzi berkata: ini hadits hasan shahih. Dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Shahih at-Tirmidzi 3/959 dan Shahih Sunan Abu Daud 3/410-411

[25] HR. Muslim dalam kitab haji, bab yang dibaca apabila mengenderai tunggangan menuju ibadah haji. No. 1342.

[26] HR. Al-Bukhari dalam kitab Jihad dan perjalanan, bab perjalanan seorang diri saja no. 2998

[27] HR. Abu Daud, kitab Jihad, bab laki-laki melakukan safar seorang diri no. 2607, at-Tirmidzi dalam kitab jihad, bab dibenci melakukan safar seorang diri saja no. 1674, dan ia berkata: hadits hasan shahih, dan Ahmad dalam musnadnya (2/186-214), al-Hakinm dalam al-Mustadrak 2/102 dan ia berkata: Shahih isnad dan keduanya tidak mengeluarkannya. Dan dihasankan oleh Syaikh al-Albani dalam ash-Shahihah no. 62 dan Shahih at-Tirmidzi 2/245.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan