Amirul Mu'minin Uthman bin Affan ra, khalifah yang bertanggungjawab mengumpulkan al Quran sebagai Mashaf pernah berkata: " Seandainya hati kita suci nescaya dia tidak akan pernah kenyang dengan kalam Allah Azza Wa Jalla." Dan makna inilah yang tersirat di dalam firman Allah Ta'ala:
وَإِذَا مَا أُنْزِلَتْ سُورَةٌ فَمِنْهُمْ مَنْ يَقُولُ أَيُّكُمْ زَادَتْهُ هَٰذِهِ إِيمَانًا ۚ فَأَمَّا الَّذِينَ آمَنُوا فَزَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَهُمْ يَسْتَبْشِرُونَ ﴿124﴾ وَأَمَّا الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ فَزَادَتْهُمْ رِجْسًا إِلَىٰ رِجْسِهِمْ وَمَاتُوا وَهُمْ كَافِرُونَ ﴿125﴾
124. Dan apabila diturunkan sesuatu surah, maka di antara mereka (orang-orang munafik) ada yang berkata: "Siapakah di antara kamu yang bertambah imannya dengan (turunnya) surah ini?" adapun orang-orang yang beriman, Maka surah Ini menambah imannya, dan mereka merasa gembira. 125. Dan adapun orang-orang yang di dalam hati mereka ada penyakit[666], Maka dengan surah itu bertambah kekafiran mereka, di samping kekafirannya (yang telah ada) dan mereka mati dalam keadaan kafir.[1]
Ayat-ayat ini menjelaskan tentang keadaan orang-orang yang beriman dan reaksi orang-orang munafk pada saat mendengar dan membaca Al-Qur'an. Maka hendaknya bagi kaum muslimin berwaspada terhadap dirinya agar tidak termasuk kelompok orang-orang yang rugi, iaitu orang yang apabila mendengar Al-Qur'an tidak bertambah pada diri mereka kecuali kerugian. Oleh kerana itulah hendaklah bagi seorang muslim untuk memperhatikan perkara berikut ini:
Pertama: Hendaklah seseorang membaca Al-Qur'an dengan cara mentadabburi ayat-ayatnya dan memberi tumpuan yang sepenuhnya. Firman Allah Ta'ala:
كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِيَدَّبَّرُوا آيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُو الْأَلْبَابِ ﴿29﴾
29. Ini adalah sebuah Kitab yang kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatNya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran.[2]
Abdullah bin Mas'ud berkata: "Janganlah engkau menyebarkannya seperti menyebarkan pasir, dan janganlah engkau mendendangkannya seperti menedendangkan sya'ir. Renungkanlah keajaiban-keajaibannya, hati-hati kalian hendaklah gementar dengan kehebatannya dan janganlah tumpuan kalian hanya pada menghabiskan surah hingga akhirnya".
Kedua: Mengulangi hafalan. Dari Abi Musa ra dia berkata: Rasulullah saw bersabda: "Peliharakanlah Al-Qur'an ini. Demi tuhan yang jiwaku berada di tanganNya, sesungguhnya ia ( al Quran ) lebih liar dari seekor unta pada ikatannya".
Ketiga: Khusyu' saat membaca Al-Qur'an. Dari Abdullah bin Mas'ud ra berkata: Nabi saw bersabda kepadaku: "Bacakanlah untuk aku Al-Qur'an". Aku berkata: Apakah aku membacakannya untukmu dia diturunkan kepadamu! Maka Nabi saw bersabda: "Ya". Maka akupun membaca surah Al-Nisa' sehingga sampai pada ayat yang mengatakan:
فَكَيْفَ إِذَا جِئْنَا مِنْ كُلِّ أُمَّةٍ بِشَهِيدٍ وَجِئْنَا بِكَ عَلَىٰ هَٰؤُلَاءِ شَهِيدًا ﴿41﴾
41. Maka bagaimanakah (halnya orang kafir nanti), apabila kami mendatangkan seseorang saksi (rasul) dari tiap-tiap umat dan kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai umatmu).[3]
Maka beliau mengatakan: " Sekarang sudah cukup". Lalu akupun menoleh kepadanya dan ternyata kedua mata beliau telah berlinangan air mata.[4]
Keempat: Tidak meninggalkan Al-Qur'an. Firman Allah Ta'ala:
وَقَالَ الرَّسُولُ يَا رَبِّ إِنَّ قَوْمِي اتَّخَذُوا هَٰذَا الْقُرْآنَ مَهْجُورًا ﴿30﴾
30. Berkatalah Rasul: "Ya Tuhanku, Sesungguhnya kaumku menjadikan Al Quran itu sesuatu yang ditinggalkan".[5]
Termasuk meninggalkan Al-Qur'an adalah meninggalkan pembacaannya, tadabbur ayat-ayatnya, beramal dengannya dan berhukum dengannya seperti yang pernah dikatakan oleh Ibnul Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah.
Maka kita harus memperhatikan kalam Allah ini baik dengan menghafalnya, membaca dan mengamalkan sehingga seorang muslim menjadi ahlil qur'an
Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad dan kepada seluruh keluarga dan shahabatya.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan