Rabu, 22 Februari 2012

Interaksi Salafusoleh Dengan Ayat-ayat al-Quran

Sesungguhnya generasi terdahulu dengan penuh kesedaran telah menikmati ayat-ayat al-Quran. Mereka mengamalkannya dalam praktis seharian. Mereka tidak memisahkan dan menjadikan aktiviti kehidupan duniawi sebagai satu sisi dan agama pada sisi yang lain. Keduanya saling melengkapi.

Abdullah Ibn Umar Dan Ayat Kebajikan.


قال الله تعالى: ﴿ `s9 (#qä9$oYs? §ŽÉ9ø9$# 4Ó®Lym (#qà)ÏÿZè? $£JÏB šcq6ÏtéB


“ Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebahagian harta yang kamu cintai.”

(QS.Ali Imran:92)

Ketika mendapatkan sesuatu yang amat disukainya pada hartanya, serta-merta dia jadikan harta itu sebagai taqarub (pendekat) kepada Allah U.

Hamba-hamba Ibnu Umar amat menyedari hal itu. Hingga salah seorang di antara mereka ada yang sengaja berdiam diri di masjid. Ketika Ibnu Umar melihatnya dalam keadaan demikian, diapun memerdekakan budak itu. Atas sikapnya itu, sebagian orang ada yang berkata kepadanya,

“Budak-budak itu hanya menipumu!”

Ibnu Umar menjawab:

“Siapa yang menipu kami untuk Allah, kami akan membiarkan seolah-olah kami tertipu untuknya.” .

Ibnu Umar memiliki hamba perempuan yang begitu disayanginya. Dia memerdekakan budak itu dan menikahkannya dengan Nâfi’, juga hamba yang juga telah dimerdekakannya sebelum itu.

Ibnu Umar berkata:

Sesungguhnya Allah I berfirman:


“Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebahagian harta yang kamu cintai.”

(QS.Ali Imran:92)

Pernah Ibnu Umar membeli unta jantan dan merasa takjub ketika menungganginya. Diapun berkata kepada hambanya:


“Wahai Nâfi’, jadikan unta ini sebagai sedekah.”

Pada kesempatan yang lain, Ibnu Ja’far (seorang saudagar) ingin membeli Nafi’, budak lelaki Ibnu Umar dengan nilai 10,000 dirham atau lebih dari itu. Ibnu Umar berkata:


“Aku telah memerdekakannya, dia bebas untuk Allah.”

Pada waktu yang lain Ibnu Umar membeli seorang budak dengan harga 40, 000 dirham kemudian dimerdekakannya. Setelah dimerdekakan budak itupun berkata:


“Wahai tuanku, engkau telah memerdekakanku, maka berilah aku sesuatu agar aku boleh hidup.”

Ibnu Umar pun memberinya 40,000 dirham.

Pada waktu yang lain Ibnu Umar membeli 5 orang hamba. Manakala dia sedang solat kelima budak itu turut solat di belakangnya. Ibnu Umarpun bertanya kepada mereka:


“Untuk siapa kalian melakukan solat ini?”

“Untuk Allah!” Jawab mereka.


Mendengar jawaban mereka Ibnu Umar berkata:


“Kamu merdeka untuk tuhan yang kamu solat kepada-Nya.” Ibnu Umarpun memerdekakan mereka semua.


[Al-bidayah wa an-Nihayah 6/9]

*****

Ali Ibn al-Husain dan firman Allah I:


قال الله تعالى: ﴿ tûïÏ%©!$# tbqà)ÏÿZムÎû Ïä!#§Žœ£9$# Ïä!#§ŽœØ9$#ur tûüÏJÏà»x6ø9$#ur xáøtóø9$# tûüÏù$yèø9$#ur Ç`tã Ĩ$¨Y9$# 3 ª!$#ur =Ïtä šúüÏZÅ¡ósßJø9$# ÇÊÌÍÈ


“(Iaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.”


(QS.Ali Imran:134)

Abdur Razzak berkata:

Hamba perempuan Ali Ibn al-Husain menuangkan air kepada Ali untuk berwudhu, tetapi bejana yang dipegangnya terlepas dari tangannya sehingga mengenai wajah Ali. Diapun mendongak (menatap tajam) kepada budaknya itu. Maka berkatalah budak perempuan itu membaca ayat dalam surat Ali Imran;

Sesungguhnya Allah I berfirman:

“…dan orang-orang yang menahan marahnya..”


“Aku telah menahan amarahku.” Jawab Ali.

“...dan memaafkan (kesalahan) orang...” lanjut budak perempuan itu.


“Semoga Allah mengampunimu.” Jawab Ali.

“...Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan...” Mengakhiri ayat 134 dari surat Ali Imran yang dibacanya.


“Kini engkau aku merdekakan semata kerana Allah.” Ungkap Ali.


[Al-Mushannaf, Abdurrazzaq no.8317]

* * * * *

Interaksi Umar Ibn Abdul Aziz dengan firman Allah I:


قال الله تعالى: ﴿ ¨bÎ) }Ïd¿Ï9ur ª!$# Ï%©!$# tA¨tR |=»tGÅ3ø9$# ( uqèdur ¯<uqtGtƒ tûüÅsÎ=»¢Á9$# ÇÊÒÏÈ


“Sesungguhnya pelindungku ialahlah tuhan yang telah menurunkan Al kitab (Al-Quran) dan Dia melindungi orang-orang yang soleh.”


(QS.al-A’râf: 196)

Dikatakan kepada Umar Ibn Abdul Aziz [1] ketika berada dalam pembaringan menjelang kematiannya:


“Mereka anak-anakmu (yang berjumlah 12), tidakkah engkau berwasiat kepada mereka dengan sesuatu, sesungguhnya mereka itu fakir.”

Umar menjawab:


“Sesungguhnya wali (penaung) ku adalah Allah yang telah menurunkan al-kitab (al-Quran) dan dia pula yang akan menaungi orang-orang yang saleh.


Demi Allah, aku tidak akan memberikan hak orang lain kepada mereka. Mereka ada di antara dua keadaan orang; orang yang saleh, maka Allah akan menjadi penaungnya, atau bukan orang saleh, maka aku tidak akan membantu kefasikan (perbuatan dosanya) dengan memberinya harta.


Aku sendiri tidak peduli pada posisi mana pengakhiran mereka. Aku tidak akan meninggalkan untuk mereka sesuatu yang dapat digunakan bermaksiat kepada Allah sehingga aku menjadi sekutunya setelah kematianku.”

Kemudian dia memanggil anak-anaknya untuk mengucapkan perpisahan dengan berpesan dengan apa yang telah menjadi prinsipnya itu, lalu berkata:

“Pergilah kamu semua, Allah akan menjaga kamu dan akan memperbaiki keadaan kamu sekalian setelah ini. ” Pesan Umar.

Orang-orang berkata (setelah kematian Umar):


“Kami mendapati di antara anak-anak Umar Ibn Abdul Aziz ada yang membawa 80 ekor kuda untuk digunakan berperang dijalan Allah. Sedangkan di antara putera Sulaiman Ibn Abdul Mâlik [2], meskipun banyak harta yang ditinggalkan untuk anak-anaknya (tapi pada akhirnya) datang dan meminta kepada anak-anak Umar Ibn Abdul Aziz.


Yang demikian kerana Umar mewakilkan anaknya kepada Allah U sedangkan Sulaiman dan penguasa lainnya menggantungkan anak-anak mereka pada apa yang diberikan, sehingga habis dan lenyaplah harta itu untuk memuaskan hawa nafsu anak-anak mereka.


[kitab: Al-Bidayah wa an-Nihaya 9/218.]



[1] Khalifah Umawiah (pemimpin pemerintahahan Islam) pada tahun 99H -101H.

[2] Khalifah Umawiah (pemimpin pemerintahahan Islam) pada tahun 96H-99H -pent.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan