Ahad, 19 Februari 2012

Tafsir Ayat Kursi


Segala puji hanya bagi Allah subhanahu wa ta’ala, salawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda Rasulullah salallahu ‘alaihi wa salam, dan aku bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak disembah dengan sebenarnya selain Allah yang Maha Esa dan tiada sekutu bagi -Nya dan aku bersaksi bahawa Muhammad adalah hamba dan utusan -Nya.. Amma Ba’du:

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

قال الله تعالى : ﴿ ª!$# Iw tm»s9Î) žwÎ) uqèd ÓyÕø9$# ãPqs)ø9$# 4 Ÿw ¼çnäè{ù's? ×puZÅ Ÿwur ×PöqtR 4 ¼çm©9 $tB Îû ÏNºuq»yJ¡¡9$# $tBur Îû ÇÚöF{$# 3 `tB #sŒ Ï%©!$# ßìxÿô±o ÿ¼çnyYÏã žwÎ) ¾ÏmÏRøŒÎ*Î/ 4 ãNn=÷ètƒ $tB šú÷üt/ óOÎgƒÏ÷ƒr& $tBur öNßgxÿù=yz ( Ÿwur tbqäÜŠÅsム&äóÓy´Î/ ô`ÏiB ÿ¾ÏmÏJù=Ïã žwÎ) $yJÎ/ uä!$x© 4 yìÅur çmÅöä. ÏNºuq»yJ¡¡9$# uÚöF{$#ur ( Ÿwur ¼çnߊqä«tƒ $uKßgÝàøÿÏm 4 uqèdur Í?yèø9$# ÞOŠÏàyèø9$# ÇËÎÎÈ (البقرة: 255)

“ Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya) tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafaat di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar. (QS. Al-Baqoroh: 255)

Syekh Abdurrahman Al-Sa’di berkata: “Ayat yang mulia ini termasuk ayat yang paling agung dan paling mulia. Sebabnya ia mengandungi perkara-perkara yang besar dan sifat-sifat Allah subhanahu wa ta’ala yang mulia. Banyak hadith yang menjelaskan tentang anjuran membaca ayat ini dan menjadikan sebagai wirid bagi seseorang agar dia boleh membacanya samada pada waktu pagi atau petang, ssebelum tidur dan setelah mengerjakan shalat-shalat wajib”.[1]

Dinamakan dengan ayat kursi karena kata ‘kursi’ disebutkan padanya.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

(اللّهُ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ)

Ayat ini memberitakan bahawa Allah-lah satu-satunya Tuhan yang berhak mendapat sifat uluhiyah di hadapan seluruh makhluknya. Dia Maha hidup , tidak mati selamanya, yang terus menerus mengurus makhluknya, di antara bentuk kesempurnaan Diri -Nya yang hidup dan terus menerus mengurus yang lain adalah bahwa Dirinya tidak diserang rasa kantuk dan tidur.

Kata “sinah” yang disebutkan di dalam ayat bererti rasa mengantuk. Di dalam shahih Muslim dari Abi Musa berkata: Nabi Muhammad salallahu ‘alaihi wasalam berdiri di tengah-tengah kami dan menyampaikan lima kalimat :

· Sesungguhnya Allah Azza Wa Jalla itu tidak tidur dan tidak layak bagiNya untuk tidur.

· Dia merendahkan timbangan dan mengangkatnya,

· Amalan malam diangkat kepada-Nya sebelum terangkatnya amalan siang.

· Dan mengangkat amalan waktu siang sebelum terangkatnya amalan siang,

· TabirNya terbuat dari cahaya, dan seandainya Dia membukanya maka sinar wajah-Nya akan membakar semua yang terkena pandangan-Nya “. [2]

Firman Allah Azza Wa Jalla:

(لَّهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأَرْضِ)

Ayat ini memberitahukan bahawa segala sesuatu adalah hambaNya, di dalam kekuasaanNya dan di bawah kekuasaanNya, seperti yang ditegaskan di dalam firman Allah subhanahu wa ta’ala:

قال الله تعالى : ﴿ bÎ) @à2 `tB Îû ÏNºuq»yJ¡¡9$# ÇÚöF{$#ur HwÎ) ÎA#uä Ç`»uH÷q§9$# #Yö7tã ÇÒÌÈ ôs)©9 ÷Lài9|Áômr& öNèd£tãur #ttã ÇÒÍÈ öNßg=ä.ur ÏmÏ?#uä tPöqtƒ ÏpyJ»uŠÉ)ø9$# #·Šösù ÇÒÎÈ (مريم: 93-95)

Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi, kecuali akan datang kepada Tuhan Yang Maha Pemurah selaku seorang hamba. Sesungguhnya Allah telah menentukan jumlah mereka dan menghitung mereka dengan hitungan yang teliti. Dan tiap-tiap mereka akan datang kepada Allah pada hari kiamat dengan sendiri-sendiri. (QS. Maryam: 93-95).

Firman Allah Azza Wa Jalla:

(مَن ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلاَّ بِإِذْنِهِ)

Ini adalah kesempurnaan bagi keagungan dan kemuliaan Allah Azza Wa Jalla, dan juga kebesaranNya bahawa tidak ada seorangpun yang mampu menjadi perantara dalam memberikan syafa’at kecuali dengan seizin Allah sebagaimana firman Allah Azza Wa Jalla:

“ Dan mereka tiada memberi syafaat melainkan kepada orang yang diredai Allah, dan mereka itu selalu berhati-hati kerana takut kepadaNya.

(QS. Al-Anbiya’: 28)

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

قال الله تعالى : ﴿ * /x.ur `ÏiB 77n=¨B Îû ÏNºuq»yJ¡¡9$# Ÿw ÓÍ_øóè? öNåkçJyè»xÿx© $º«øx© žwÎ) .`ÏB Ï÷èt/ br& tbsŒù'tƒ ª!$# `yJÏ9 âä!$t±o #ÓyÌötƒur ÇËÏÈ (مريم: 26)

“ Dan berapa banyaknya malaikat di langit, syafaat mereka sedikit pun tidak berguna kecuali sesudah Allah mengizinkan bagi orang yang dikehendaki dan diredhaiNya ”.

(QS. Al-Najm: 26).

Di dalam hadith yang panjang yang menjelaskan tentang masalah syafa’at Rasulullah salallahu ‘alaihi wasalam bersabda:

Maka Dia pun pergi dan mendatangi bawah Arsy. Maka akupun bersujud kepada TuhanKu Azza Wa Jalla. Kemudian Allah subhanahu wa ta’ala membukakan bagiku bahagian tertentu dari kalimat pujian dan pujaan yang indah bagiNya di mana kalimat tersebut tidak pernah terbuka bagi seorangpun sebelumku. Kemudian dikatakan kepadaku: “ Wahai Muhammad ! Angkatlah kepalamu, mintalah nescaya permintaanmu akan dikabulkan, dan mintalah syafa’at maka engkau akan diberikan syafa’at denganmu”. [3]

Firman Allah Azza Wa Jalla:

(يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ)

Ayat ini sebagai dalil bagi keluasan ilmu Allah SWT yang meliputi segala sesuatu baik yang lampau maupun yang akan datang, seperti firman Allah Azza Wa Jalla yang memberitahukan para malaikat:

قال الله تعالى : ﴿ $tBur ãA¨t\tGtR žwÎ) ̍øBr'Î/ y7În/u ( ¼çms9 $tB tû÷üt/ $uZƒÏ÷ƒr& $tBur $oYxÿù=yz $tBur šú÷üt/ y7Ï9ºsŒ 4 $tBur tb%x. y7/u $|Å¡nS ÇÏÍÈ (مريم: 64)

“ Dan tidaklah kami (Jibril) turun, kecuali dengan perintah Tuhanmu. KepunyaanNya lah apa-apa yang ada di hadapan kita, apa-apa yang ada di belakang kita dan apa-apa yang ada di antara keduanya, dan tidaklah Tuhanmu lupa”.

(QS. Maryam: 64).

Firman Allah Azza Wa Jalla:

(وَلاَ يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهِ إِلاَّ بِمَا شَاء)

Ibnu Katsir berkata:

Tidak ada seorangpun yang mengetahui sesuatu apapun dari ilmu Allah kecuali apa yang diajarkanNya, dan boleh jadi maksud ayat ini adalah; Mereka tidak mengetahui sedikitpun dari ilmu yang berhubungan dengan zat Allah dan sifatNya kecuali apa yang dibukakan oleh Allah.

Sama seperti firman Allah subhanahu wa ta’ala:

وَلَا يُحِيطُونَ بِهِ عِلْمًا

“…sedang ilmu mereka tidak dapat meliputi ilmu -Nya.”. (QS. Thaha: 110[4])

Firman Allah Azza Wa Jalla:

(وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضَ)

Diriwayatkan oleh Al-Hakim di dalam kitab Al-Mustadrok dari Ibnu Abbas RA bahwa dia berkata, “Al-Kursi adalah tempat kedua kaki, sementara Al-Arsy tidak seorangpun yang mampu mensifatinya”.[5]

Hal ini menunjukkan kesempurnaan kekuasaan Allah subhanahu wa ta’ala dan keluasan kerajaanNya. Kalau keadaan kursi seperti ini, di mana luasnya melebihi luas seluruh langit dan bumi yang begitu luas dan begitu besar, dan besarnya semua makhluk yang ada padanya, maka alangkah agungnya Arsy tersebut, yang ukurannya lebih besar dari kursi.

Firman Allah subhanahu wa ta’ala:

(وَلاَ يَؤُودُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ)

Ertinya tidak memberatkan dan tidak pula melelahkannya untuk menjaga seluruh langit dan bumi serta apa-apa yang ada pada keduanya atau di antara keduanya. Semua itu dijagaNya dengan mudah. Dialah yang memenuhi hajat setiap orang yang berusaha dan Dia Maha Tinggi dengan sebenarnya. Dia di atas ArasyNya yang maha tinggi dengan keperkasaanNya terhadap seluruh makhluk. Dia Maha tinggi dengan dengan kekuasaanNya kerana kesempurnaan sifatNya. Yang maha agung, di mana segala keagungan orang yang besar akan tunduk kalah di hadapan keagunganNya, akan kerdil di bawah ketinggianNya segala kekuasaan raja yang diktator.

Di antara pelajaran yang bisa dipetik dengan ayat ini adalah;

Pertama:

Ayat ini adalah ayat yang paling agung di dalam Al-Qur’an. Banyak riwayat dan nas yang menyebutkan tentang keutamaannya.

Diriwayatkan oleh Muslim di dalam kitab shahihnya dari Ubai bin Ka’ab radhiallhu ‘anhu berkata:

Rasulullah salallahu ‘alaihi wasalam bersabda: “ Wahai Abu Munzir, apakah engkau mengetahui sebuah ayat yang paling agung di dalam Al-Qur’an?. Aku berkata: (اللّهُ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ). Dia berkata: Maka Rasulullah salallahu ‘alaihi wasalam menepuk dadaku dan berkata, “Selamat dengan ilmu yang engkau miliki wahai Abu Munzdir”.[6]

Di riwayatkan oleh Al-Bukhari di dalam kitab shahihnya dari Abi Hurairah radhiallhu ‘anhu berkata:

Rasulullah salallahu ‘alaihi wasalam telah memerintahkan aku untuk menjaga harta zakat bulan ramadhan. Lalu datanglah seseorang kepadaku, maka diapun mengambil makanan itu. Maka akupun menangkapnya. Lalu aku berkata kepadanya: Aku akan mengadukan dirimu kepada Rasulullah salallahu ‘alaihi wasalam. Abu Hurairah radhiallhu ‘anhu menyebutkan sebuah hadith. Lalu orang itu berkata: Apabila engkau hendak tidur pada tempat tidurmu maka hendaklah engkau membaca ayat kursi, sebab sentiasa ada yang akan diutus untuk menjagamu dan syaitan tidak akan mendekatimu sehingga waktu pagi.

Maka Nabi Muhammad salallahu ‘alaihi wasalam bersabda, “Dia telah berkata jujur kepadamu padahal dia adalah pembohong besar. Itulah syaitan”.[7]

Kedua:

Luasnya ilmu Allah dan meliputi segala sesuatu. Dia mengetahui apa yang telah terjadi dan akan terjadi dan apa yang belum terjadi dan seandainya terjadi Dia mengetahui bagaimana kejadiannya.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

قال الله تعالى : ﴿ * ¼çnyYÏãur ßxÏ?$xÿtB É=øtóø9$# Ÿw !$ygßJn=÷ètƒ žwÎ) uqèd 4 ÞOn=÷ètƒur $tB Îû ÎhŽy9ø9$# ̍óst7ø9$#ur 4 $tBur äÝà)ó¡n@ `ÏB >ps%uur žwÎ) $ygßJn=÷ètƒ Ÿwur 7p¬6ym Îû ÏM»yJè=àß ÇÚöF{$# Ÿwur 5=ôÛu Ÿwur C§Î/$tƒ žwÎ) Îû 5=»tGÏ. &ûüÎ7B ÇÎÒÈ (الأنعام: 64)

“ Dan pada sisi Allahlah kunci-kunci semua yang ghaib; tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lohmahfuz).

(QS. Al-An’am: 59)

Ketiga:

Keagungan dan keluasan kekuasaan Allah. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

قال الله تعالى : ﴿ $tBur (#râys% ©!$# ¨,ym ¾ÍnÍôs% ÞÚöF{$#ur $YèÏJy_ ¼çmçGŸÒö6s% tPöqtƒ ÏpyJ»uŠÉ)ø9$# ÝVºuq»yJ¡¡9$#ur 7M»­ƒÈqôÜtB ¾ÏmÏYŠÏJuÎ 4 ¼çmoY»ysö7ß 4n?»yès?ur $£Jtã šcqä.ÎŽô³ç ÇÏÐÈ ﴾ (الزمر: 67)

“ Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya padahal bumi seluruhnya dalam genggaman -Nya pada hari kiamat dan langit digulung dengan tangan kanan -Nya. Maha Suci Tuhan dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan.

(QS. Al-Zumar: 67).

Keempat:

Allah subhanahu wa ta’ala tidak merasa lelah dan letih menjaga seluruh langit dan bumi, bahkan hal itu adalah perkara yang mudah dan enteng bagi -Nya.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

قال الله تعالى : ﴿ * ¨bÎ) ©!$# ہšôJムÏNºuq»yJ¡¡9$# uÚöF{$#ur br& Ÿwrâs? 4 ûÈõs9ur !$tGs9#y ÷bÎ) $yJßgs3|¡øBr& ô`ÏB 7tnr& .`ÏiB ÿ¾ÍnÏ÷èt/ 4 ¼çm¯RÎ) tb%x. $¸JŠÎ=ym #Yqàÿxî ÇÍÊÈ ﴾ (الزمر: 67)

“ Sesungguhnya Allah menahan langit dan bumi supaya jangan lenyap; dan sesungguh jika keduanya akan lenyap tidak ada seorang pun yang dapat menahan keduanya selain Allah. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.

(QS. Fathir: 41)

Segala puji bagi Allah subhanahu wa ta’ala Tuhan semesta alam, semoga salawat dan salam tetap tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad salallahu ‘alaihi wasalam dan kepada keluarga, sahabat serta seluruh pengikut beliau.



[1] Tafsir Ibnu Sa’di: halaman: 112

[2] Shahih Muslim: no: 179

[3] Al-Bukhari: no: 4712 dan Muslim: no: 194

[4] Tafsir Ibnu Katsir: 1/309

[5] Al-Hakim di dalam kitab Al-mustadrok 2/310 no: 3116 dan dia berkata: Shahih dengan syarat as-shahihaini namun mereka berdua tidak mengeluarkan hadits ini, dan dishahihkan oleh syekh Mukbil Al-Wadi’I di dalam takhrij hadits-hadits yang terdapat di dalam kitab Ibnu Katsir: 1/571 dan dikeluarkan oleh Al-Dzahabi di dalam kitab Al-Uluw dan dishahihkan oleh Albani di dalam kitab mukhtashar Al-Uluw

[6] HR. Muslim no: 810

[7] HR. Al-bukhari: no: 3275

Tiada ulasan:

Catat Ulasan