Sabtu, 30 Julai 2011

Ramadhan Bersama al Quran

Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeza (antara yang hak dan yang batil).” [QS. Al-Baqarah : 185]

Dari ayat diatas dapat diambil banyak pelajaran. Antaranya adalah bahawa Allah SWT berkenan menurunkan Kitab yang mulia pada bulan yang mulia dan dengan tujuan yang sangat mulia. Al-Qur’an bukan buku cerita, meskipun di dalamnya terdapat banyak cerita. Ia juga bukan buku sastera, meskipun keindahan bahasanya tidak tertandingi oleh ahli bahasa manapun. Ia juga bukan buku sains, meskipun di dalamnya terdapat banyak ayat yang berbicara tentang ilmu pengetahuan.

Ayat di atas menjelaskan tiga fungsi diturunkannya Al-Qur’an, yaitu :

  1. Petunjuk bagi semua manusia dalam menjalani hidupnya agar mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.
  2. Penjelas hujah dan argumen yang kuat bagi orang yang memahami dan mengkajinya.
  3. Pedoman untuk membezakan antara yang halal dan yang haram serta antara yang haq dan yang bathil.

Kemuliaan Al-Qur’an terletak pada segala hal yang berkaitan dengannya, seperti : membacanya, mendengarkannya, menghafalnya, mentadabburi (merenungkan)nya, mengamalkannya, mendakwahkannya dan sebagainya. Selain itu, kemuliaan Al- Qur’an juga terletak pada fungsinya, iaitu sebagai kitabul hidayah (buku petunjuk).

Diriwayatkan oleh Sa’id bin Jubair bahwa Ibnu Abbas ra berkata, ”Al-Qur’an diturunkan pada bulan Ramadhan (sekaligus) dari Lauh Mahfud menuju langit dunia lalu ditempatkan di Baitul ’Izzah (rumah kemuliaan). Selanjutnya Al-Qur’an diturunkan (secara bertahap) kepada Rasulullah SAW, selama 23 tahun untuk menjawab kehidupan manusia.”

Setelah mengetahui kemuliaannya, maka seharusnya seorang muslim mengisi hari-harinya di bulan Ramadhan dengan berinteraksi secara penuh bersama Al-Qur’an. Bahkan untuk menanamkan kecintaan kepada Al-Qur’an secara utuh serta untuk menggali sebanyak mungkin ilmu tentang Al-Qur’an, seorang muslim – secara individu maupun bersama orang lain – dapat melakukan kajian secara komprehensif terhadap Al-Qur’an. Antaranya ialah melalui;


1. Tadarus dan Tadabbur Al-Quran.

Membaca Al Qur’an adalah amal yang diperintahkan untuk dilakukan setiap muslim setiap hari dan lebih ditekankan lagi pada bulan Ramadhan. Hal tersebut karena Ramadhan adalah bulan diturunkannya Al-Qur’an dan pada setiap Ramadhan malaikat Jibril as senantiasa datang kepada Rasulullah saw untuk bertadarrus Al-Qur’an bersamanya. Dan membaca Al-Qur’an adalah aktifitas yang senantiasa menguntungkan sebagaimana firman Allah SWT :

Artinya : “Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca Kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi.” (QS. Fathir: 29)

Allah berfirman:

Artinya : “Maka apakah mereka tidak mentadabburi Al-Quran ataukah hati mereka terkunci“ (QS. Muhammad : 24)

2. Tahsin Tilawah.

Telah dijelaskan di atas, bahawa tilawah atau tartil Al-Qur’an meruapakan ibadah yang bernilai pahala tinggi. Berikut ini ayat Al-Qur’an dan sebagian kecil dari hadits Rasulullah saw yang menjelaskan urgensi tilawah Al-Qur’an dengan baik dan benar :

Artinya : “Rasul berkata, ‘Ya Rabbi, sesungguhnya kaumku menjadikan Al-Qur’an ini sesuatu yang tidak diacuhkan (sesuatu yang diabaikan)”. (QS. Al-Furqan : 30)

Rasulullah saw bersabda, “Bacalah Al-quran karena sesungguhnya Al-quran itu datang pada hari kiamat sebagai syafaat bagi pembacanya“. ( HR. Muslim)

Dalam sabdanya yang lain, “Orang yang membaca Al-Qur’an dengan mahir akan bersama para malaikat yang mulia. Sedangkan orang yang membaca Al-Qur’an dengan terbata-bata serta berat dalam membacanya, maka ia akan mendapatkan dua pahala “. (HR. Bukhari dan Muslim)

Juga, Rasulullah Saw bersabda: “Barangsiapa membaca satu huruf dari Al-Quran maka dia mendapat satu kebaikan dan satu kebaikan sama dengan sepuluh kebaikan. Aku tidak mengatakan, ‘Alif Laam Miim adalah satu huruf, namun (yang aku maksud) ialah Alif satu huruf, Laam satu huruf, dan Miim satu huruf”. (HR.Tirmidzi)

Di sini dapat dijelaskan bahwa pahala yang didapati dari membaca Al-Qur’an ditentukan oleh kuantiti dan kualitinya, disamping keikhlasan hati dan perhatian terhadap adab-adab tilawah pada saat membacanya.

3. Berinteraksi dengan Al-Qur’an.

Apa yang seharusnya dilakukan oleh seorang mukmin terhadap Al-Qur’an utamanya di bulan Ramadhan? Secara garis besar dapat dirinci sebagai berikut :

  • menjaga keimanan kepadanya agar mendapat bimbingan
  • membaca dan mendengarkannya agar mendapatkan pahala
  • mentadabburinya agar mendapatkan ilmu
  • berkomitmen untuk melaksanakan perintahnya.
  • meninggalkan larangannya agar mendapat berkat dari kehidupan.
Sementara itu, adab-adab ketika membaca al Quran hendaklah sentiasa diberi perhatian agar bacaan ini benar-benar sempurna dan berkesan. Berikut adalah adab membaca al-Quran dari kitab At-Tibyan fi Adab Hamalat al-Quran oleh al-Imam an-Nawawi yang saya dapat senaraikan kepada 22 perkara, iaitu:
  • Berniat ikhlas kerana Allah SWT.
  • Menggosok gigi atau bersiwak sebelum membaca al-Quran.
  • Membaca dalam keadaan berwuduk.
  • Mengadap ke arah kiblat.
  • Memulakan dengan at-Ta’awwuz.
  • Membaca al-Quran dari Mushaf lebih utama dari membaca tanpa melihat. Walaupun begitu bagi yang ingin menghafaznya, diharuskan membaca dari hafazan tanpa melihat.
  • Membaca dengan suara yang merdu dan kuat agar dapat dihayati oleh diri sendiri dan orang lain. Al-Imam al-Ghazali ada menyatakan, jika kita bimbang akan timbul riak iaitu ingin menunjuk-nunjuk, maka membaca secara perlahan itu lebih utama. Sebaliknya jika dapat menjaga daripada timbulnya penyakit berkenaan, maka digalakkan membaca dengan suara yang nyaring – Ihya’ Ulumiddin.
  • Membaca dengan perhatian dan memahami ayat-ayat yang dibacakan.
  • Membaca dengan tadabbur dan menangis. Antara adab-adab tadabbur itu ialah memperlahankan suara apabila sampai pada ayat yang menyentuh mengenai sifat Allah SWT menurut tafsiran orang kafir. Sebagai contoh orang Yahudi mengatakan Nabi Uzair anak Allah SWT seperti yang disebutkan Allah dalam surah at-Taubah ayat 30. Contoh yang lain ialah persepsi mereka bahawa Allah SWT tidak berkuasa mengurniakan rezeki kepada hamba-Nya seperti yang difirmankan dalam ayat 64 surah al-Maidah.
  • Memuliakan al-Quran. Kita dilarang membaca al-Quran sambil ketawa ataupun sambil berbual melainkan mengenai sesuatu yang amat penting.
  • Membaca ayat dan surah mengikut susunannya dalam tertib al-Quran, yang dulu didahulukan dan kemudian dikemudiankan.
  • Beramal dengan ajaran al-Quran itu.
  • Sentiasa membaca al-Quran terutama pada waktu pagi kerana Nabi SAW mendoakan keberkatan waktu itu. Diriwayatkan dalam al-Mustadrak oleh al-Hakim dari Abu Hurairah RA bahawa Nabi SAW bersabda yang bermaksud: “Sesiapa yang membaca 10 ayat, maka dia tidak akan tergolong dari kalangan orang yang lalai.” – (2085, hadis sahih mengikut syarat Muslim)
  • Berusaha menghafaz ayat al-Quran dan mengulang-ulang ayat itu supaya sentiasa mengingatinya.
  • Meletakkan sasaran untuk mengkhatamkan al-Quran itu.
  • Memanjatkan doa sebaik tamat membaca al-Quran kerana waktu itu adalah antara waktu mustajab doa.
  • Dilarang membaca al-Quran di tempat yang tidak sewajarnya seperti di dalam tandas.
  • Mengucup al-Quran kerana dikiaskan dengan mengucup Hajar al-Aswad kerana ia juga hadiah kepada Allah SWT.
  • Mewangikan al-Quran sebagaimana meletakkan wangian pada Hajar al-Aswad.
  • Meletakkan al-Quran di tempat yang tinggi.
  • Berusaha untuk menghayati isi kandungan al-Quran hingga membawa ke peringkat menangis atau menitiskan air mata.
  • Tidak memberi salam kepada seseorang yang sedang membaca al-Quran.


Ramadhan dan Taubat Kepada Allah

Segala puji bagi Allah, Yang Mengampuni dosa, menerima taubat, sangat berat siksa-Nya, pemilik kekuasaan. Tiada Ilah selain Dia I, kepada-Nya lah tempat kembali. Aku bersaksi bahwa tidak ada Ilah selain Allah I Yang Maha Menerima Taubat lagi Maha Penyayang. Dan Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan rasul-Nya bersifat sangat penyayang kepada kaum mukminin. Amma ba'du:

Allah I berfirman:

وَتُوبُوا إِلَى اللهِ جَمِيعًا أَيُّهَ الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

Dan bertaubatlah kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung. (QS. an-Nuur 31)

Taubat bukan hanya untuk orang yang berdosa lagi melakukan kesalahan saja, bahkan ia berlaku umum di setiap orang beriman yang ingin mendapatkan keberuntungan di dunia dan akhirat.

Maka sesungguhnya di antara kebesaran nikmat Allah I terhadap hamba-Nya bahwa ia menjadikan pintu taubat terbuka bagi orang-orang yang bertaubat, menjadikannya sebagai fajar yang mulai bersamanya perjalanan kepada Allah I dengan hati yang pilu, air mata yang berlinang, keningnya tunduk dan lehernya merendah tunduk.

Dari Abu Musa al-Asy'ari t, dari Nabi r, beliau bersabda:

"Sesungguhnya Allah I membuka tangan-Nya di malam hari agar bertaubat orang yang bersalah di siang hari, dan membuka tangan-Nya di siang hari agar bertaubat orang yang bersalah/berdosa di malam hari, hingga terbit matahari dari sebelah baratnya. (HR. Muslim: 4/2113. 2759).

Dan dari Abu Hurairah t, ia berkata: Rasulullah r bersabda;

"Barangsiapa yang bertaubat sebelum terbitnya matahari dari tempat tenggelamnya nescaya Allah I menerima taubatnya." (HR.Muslim: 4/2703, 2706).

Dan dari Ibnu Umar t, dari Nabi r, beliau bersabda:

"Sesungguhnya Allah I menerima taubat hamba selama ruh belum sampai tenggorokan." HR: Ahmad 3/1532, 1330, at-Tirmidzi: 3537, dan dihasankan oleh al-Albani dalam Shahih at-Targhib 3/218/3143 dan al-Misykaat: 2449, 2343).

Sesungguhnya bulan Ramadhan adalah kesempatan besar untuk bertaubat kepada Allah I, kembali kepada-Nya, dan memperbaharui perjanjian bersama Pencipta-mu, dan janganlah engkau termasuk orang yang tertipu, dan yang demikian bahwa berlalu bulan Ramadhan dan engkau tidak mendapat ampunan –semoga Allah I melindungi kita dari hal itu-.

Dari Jabir bin Samurah t, ia berkata, 'Rasulullah r bersabda:

'Jibril u datang kepadamu dan berkata, 'Wahai Muhammad, barangsiapa yang menemui bulan Ramadhan lalu dia mati dan tidak diampuni baginya, maka dia dimasukkan ke neraka, lalu Allah I menjauhkannya. Bacalah amin. Maka aku membaca 'Amin'." (HR. Ibnu Hibban dalam Shahih-nya, dan at-Thabrani dalam al-Kabir. Lihat: Shahih al-Jami' (70).

Dari Abu Hurairah t, ia berkata, 'Rasulullah r bersabda:

"Merugilah seseorang yang bulan Ramadhan datang kepadanya kemudian pergi sebelum ia mendapat ampunan." (HR. at-Tirmidzi 3545 dan dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam al-Irwa` (1/36) (6) dan al-Misykah (709).

Inilah bulan Ramadhan, bulan penuh berkah dan kebaikan. Allah I memberinya keutamaan yang banyak, perkara-perkara yang terpuji. Ia adalah bulan al-Qur`an, bulan kebaikan, bulan taubat dan penebus dosa dan kesalahan. Padanya diturunkan rahmat, diangkat derajat, dibukakan pintu-pintu surga padanya, ditutup pintu-pintu neraka, dan dibelenggu syetan-syetan yang nakal.

Dari Abu Hurairah t, ia berkata, 'Rasulullah r bersabda:

"Apabila telah tiba bulan Ramadhan dibukalah pintu-pintu surga, ditutup pintu-pintu neraka, dan syetan-syetan dibelenggu."

Di dalam Shahih Muslim: 'Dibukalah pintu-pintu rahmat, ditutup pintu-pintu neraka jahanam, dan syetan-syetan dibelenggu." (HR. al-Bukhari 1898 dan Muslim 1079).

Maka segeralah taubat dan menuju pulang kepada Allah I sebelum dosa-dosa mematikanmu dan segala maksiat dan kesalahan membinasakanmu. Maka terjagalah dari kelalaianmu, sedarlah dari kelengahanmu. Hari-hari terus berlalu dan semakin lewat. Maka janganlah engkau menjadi orang yang kerugian dengan zuhudmu (tidak punya apa-apa) di surga yang penuh kenikmatan. Segeralah bertaubat dan menyesali terhadap dosa-dosa yang di mana lalu.

Rasulullah r, pemimpin umat yang pertama dan terakhir, sedangkan Allah I telah mengampuni dosanya yang terdahulu dan yang akan datang, tidak pernah berhenti bertaubat kepada Allah I dan meminta ampunan kepada-Nya beberapa kali setiap hari. Dari Abu Hurairah t, dia berkata, 'Aku mendengar Rasulullah r bersabda:

"Demi Allah, sesungguhnya meminta ampun dan bertaubat kepada Allah I dalam sehari lebih dari tujuh puluh kali." (HR. al-Bukhari 6307).

Benar firman Allah swt;

وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلاَّ مَتَاعُ الْغُرُورِ

Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan. (QS. Ali Imran:185)

Sesalilah kesalahanmu di sisi Allah I. Tumpahkanlah air mata dalam bertaubat. Rendahkanlah diri kepada Allah I dan mintalah pengampunan dari-Nya niscaya engkau mendapat-Nya senang denganmu.

Dari Anas t, ia berkata, 'Rasulullah r bersabda:

"Sungguh Allah I lebih senang dengan taubat hamba-Nya saat bertaubat kepada-Nya dari seseorang darimu yang berada di atas tunggangannya di padang pasir, lalu tunggangan hilang darinya, sedangkan di atasnya makanan dan minumannya, lalu ia merasa putus asa darinya. lalu ia mendatangi pohon, berbaring di bawah naungannya, sedangkan dia sudah merasa putus asa untuk mendapatkan tunggangannya. Maka saat dia dalam keadaan seperti itu, tiba-tiba ia (tunggangan) berdiri di sampingnya, ia pun memegang talinya kemudian berkata kerana sangat gembiranya: Ya Allah, Engkau adalah hambaku dan aku adalah rabbmu. Dia salah (berbicara) karena sangat gembiranya."(HR. al-Bukhari 6309 dan Muslim 2747 dan ini adalah lafazhnya).

Janganlah engkau berputus asa dari rahmat Allah I. Ketahuilah, sesungguhnya Allah I, tidak ada dosa yang terlalu besar untuk diampuni-Nya. Dan tidak ada hamba berdosa yang datang kepadanya kecuali Dia I menerima taubatnya, Dia Maha Luas maaf-Nya, banyak ampunan, mengampuni dosa dan menerima taubat. Maha Suci Dia. Rahmat-Nya meluasai segala sesuatu.

Dari Anas t, dia berkata: 'Aku mendengar Rasulullah r bersabda:

"Allah I berfirman, 'Wahai keturunan Adam, sesungguhnya selalu engkau berdoa dan mengharap kepada-Ku nescaya Aku mengampuni segala dosa yang ada padamu dan Aku tidak perduli. Wahai keturunan Adam, jikalau dosamu mencapai puncak langit kemudian engkau meminta ampun kepada-Mu nescaya Aku mengampunimu dan aku tidak perduli. Wahai keturunan Adam, sungguh jika engkau datang dengan kesalahan sepenuh bumi, kemudian engkau menemui Aku dalam kondisi tidak menyekutukan sesuatu dengan-Ku nescaya Aku mendatangimu dengan ampunan sepenuhnya.

(HR. at-Tirmidzi dan dihasankan oleh al-Albani dalam ash-Shahihah (1/249-250) (127) dan al-Misykaah 4336.

Semoga Allah I selalu memberi rahmat dan kesejahteraan kepada nabi kita Muhammad r, keluarga dan sahabatnya.

Jumaat, 29 Julai 2011

Aneka Amal Ketaatan Di Bulan Ramadhan:

Selain puasa yang Allah wajibkan pada bulan Ramadhan ada berbagai amalan yang disunatkan pada bulan ini di antaranya:

  1. Mengkhatamkan Al-Qur’an

Bulan Ramadhan adalah bulan Al-Quran. Pada bulan inilah Al-Qur’an pertama kali turun dari Lauh Mahfuz ke langit dunia sekaliagus. Allah berfirman:

Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeza (antara yang hak dan yang bathil)(al baqarah: 185)

Ibnu Abbas RA berkata; "Nabi (Muhammad SAW) adalah orang yang paling dermawan diantara manusia. Kedermawanannya meningkat saat malaikat Jibril menemuinya setiap malam hingga berakhirnya bulan Ramadhan, lalu Nabi membacakan al-Quran dihadapan Jibril. Pada saat itu kedermawanan Nabi melebihi angin yang berhembus."

Hadith tersebut menganjurkan kepada setiap muslim agar bertadarus al-Quran, dan berkumpul dalam majlis al-Quran dalam bulan Ramadhan. Membaca dan belajar al-Qur'an boleh dilakukan di hadapan orang yang lebih mengerti atau lebih hafal al-Quran. Dianjurkan pula untuk memperbanyak membaca al-Quran di malam hari.

Dalam hadith di atas, mudarasah antara Nabi Muhammad saw dan Malaikat Jibril terjadi pada malam hari, kerana malam tidak terganggu oleh pekerjaan-pekerjaan keseharian. Di malam hari, hati seseorang juga lebih mudah meresapi dan merenungi amalan dan ibadah yang dilakukannya.

  1. Solat tarawih

Rasulullah Saw. bersabda: “Barang siapa yang menghidupkan malam bulan Ramadhan kerana iman dan mengharap pahala dari Allah akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.

Solat tarawih atau qiyam Ramadhan tidak ada batasannya. Sebahagian orang mengira solat tarawih tidak boleh kurang dari 20 rakaat, sebagian lain mengira tidak boleh lebih dari 11 atau 13 rakaat. Ini adalah pendapat keliru yang menyalahi dalil. Hadith-hadith menunjukkan bahwa shalat malam adalah perkara yang luas, tidak ada batasan yang tidak boleh dilanggar. Bahkan ada riwayat yang jelas mengatakan bahwa nabi Saw. pernah solat 11 rakaat, terkadang 13 rakaat atau kurang dari itu. Ketika ditanya tentang solat malam beliau bersabda: “Dua rakaat dua rakaat, jika seseorang di antara kalian bimbang masuknya waktu subuh hendaklah solat satu rakaat witir.”

  1. Memperbanyak doa

Orang yang berpuasa ketika berbuka adalah salah satu orang yang doanya mustajab. Oleh kerananya perbanyaklah berdoa ketika sedang berpuasa terlebih lagi ketika berbuka. Berdoalah untuk kebaikan diri kita, keluarga, bangsa, dan saudara-saudara kita sesama muslim di belahan dunia.

  1. Memberi buka puasa (tafthir shaim)

Hendaknya berusaha untuk selalu memberikan ifthar (berbuka) bagi mereka yang berpuasa walaupun hanya seteguk air ataupun sebutir kurma sebagaimana sabda Rasulullah yang berbunyi:

" Barang siapa yang memberi ifthar (untuk berbuka) orang-orang yang berpuasa maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tanpa dikurangi sedikitpun". (Bukhari Muslim)

  1. Bersedekah

Rasulullah Saw. bersabda: “Sebaik-baik sedekah adalah sedekah pada bulan Ramadhan” (HR. Tirmizi).

Ibnu Abbas RA berkata;

"Nabi (Muhammad SAW) adalah orang yang paling dermawan diantara manusia. Kedermawanannya meningkat saat malaikat Jibril menemuinya setiap malam hingga berakhirnya bulan Ramadhan, lalu Nabi membacakan al-Quran dihadapan Jibril. Pada saat itu kedermawanan Nabi melebihi angin yang berhembus."

Dan pada akhir bulan Ramadhan Allah mewajibkan kepada setiap muslim untuk mengeluarkan zakat fitrah sebagai penyempurna puasa yang dilakukannya.

  1. I’tikaf

I’tikaf adalah berdiam diri di masjid untuk beribadah kepada Allah. I’tikaf disunahkan bagi laki-laki dan perempuan; kerana Rasulullah Saw. selalu beri’tikaf terutama pada sepuluh malam terakhir dan para istrinya juga ikut I’tikaf bersamanya.

Orang yang melaksanakan I’tikaf hendaklah memperbanyak zikir, istigfar, membaca Al-Qur’an, berdoa, shalat sunnah dan lain-lain.

  1. Umrah

Ramadhan adalah waktu terbaik untuk melaksanakan umrah, kerana umroh pada bulan Ramadhan memiliki pahala seperti pahala haji bahkan pahala haji bersama Rasulullah Saw. Beliau bersabda:

Umrah pada bulan Ramadhan seperti haji bersamaku.

  1. Memperbanyak berbuat kebaikan

Bulan Ramadhan adalah peluang emas bagi setiap muslim untuk menambah pahalanya di sisi Allah. Dalam hadith yang diriwayatkan Ibnu Khuzaimah dan Baihaqi dikatakan bahwa amalan sunnah pada bulan Ramadhan bernilai seperti amalan wajib dan amalan wajib senilai 70 amalan wajib di luar Ramadhan. Raihlah setiap peluang untuk berbuat kebaikan ekecil apapun.

Semoga kita termasuk orang-orang yang memanfaatkan momentum Ramadhan untuk merealisasikan ketakwaan diri kita.

Khamis, 28 Julai 2011

Persiapan Menyambut Ramadhan.

Apakah perkara yang harus dipersiapkan menjelang kedatangan tetamu bernama Ramadhan ini?

1) Niat yang sungguh-sungguh

Ketika Ramadhan menjelang banyak orang beramai-ramai pergi ke pasaraya untuk persiapan berpuasa. Mereka juga mempersiapkan dan merencanakan anggaran perbelanjaan untuk bulan tersebut. Namun sedikit dari mereka yang mempersiapkan hati dan niat untuk Ramadhan.

Puluhan kali Ramadhan menghampiri seorang muslim tanpa meninggalkan pengaruh baik dan kesan positif pada dirinya seakan-akan ibadah Ramadhan hanya sekedar ritual belaka. Sekadar untuk menggugurkan kewajiban tanpa menghayati dan meresapi semangat atau ruh ibadah tersebut. jika Ramadhan berlalu dia kembali kepada kondisinya asalnya semula.

Pancakkanlah niat untuk menjadikan Ramadhan kali ini dan selanjutnya sebagai musim untuk menghasilkan berbagai macam kebaikan dan memetik pahala sebanyak-banyaknya. Anggaplah Ramadhan kali ini sebagai Ramadhan terakhir yang kita lalui kerana kita tidak bisa menjamin kita akan bertemu Ramadhan di tahun-tahun berikutnya. Tanamkan tekad yang disertai dengan keikhlasan untuk konsisten dalam beramal saleh dan beribadah pada bulan Ramadhan ini.

Ingat sabda Rasulullah Saw.: “Barangsiapa yang puasa Ramadhan kerana iman dan ikhlas maka Allah akan mengampuni dosanya yang telah lalu.”

2) Bertaubat dengan sungguh-sunguh.

Setiap manusia adalah banyak berdosa dan sebaik-baik orang yang banyak berdosa adalah yang bertaubat”. Demikian sabda Rasulullah saw seperti yang diwartakan Ahmad dan Ibnu Majah.

Ketika seorang hamba tenggelam dalam kelalaian kerana harta benda, anak isteri dan perhiasan dunia lain yang membuat dia lupa kepada tuhannya, tertipu dengan godaan syaitan, dan terjatuh ke dalam berbagai macam bentuk maksiat, datanglah bulan Ramadhan untuk mengingatkannya dari kelalaiannya, mengembalikannya kepada tuhannya, dan mengajaknya kembali memperbaharui taubatnya.

Ramadhan adalah bulan yang sangat layak untuk memperbarui taubat; kerana di dalamnya dilipat gandakan kebaikan, dihapus dan diampuni dosa, dan diangkat darjat. Jika seorang hamba selalu dituntut untuk bertaubat setiap waktu, maka taubat pada bulan Ramadhan ini lebih dituntut lagi; kerana Ramadhan adalah bulan mulia waktu di mana rahmat-rahmat Allah turun ke bumi.

Segeralah bertaubat! Kerana tiada seorang pun dari kita yang bersih dari dosa dan bebas dari maksiat. Pintu taubat selalu terbuka dan Allah senang dan gembira dengan taubat hambanya. Taubat yang sungguh-sungguh atau taubat nasuha adalah dengan meninggalkan maksiat yang dilakukan, menyesali apa yang telah dilakukan, dan berjanji untuk tidak kembali mengulangi maksiat tersebut, dan jika dosa yang dilakukannya berkaitan dengan hak orang lain hendaknya meminta maaf dan kerelaan dari orang tersebut.

3) Mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan puasa dan ibadah Ramadhan lain.

Menuntut ilmu wajib setiap muslim” (HR. Ibnu Majah). Ilmu yang Rasulullah saw maksudkan dalam hadith ini adalah ilmu yang berkaitan dengan pelaksanaan ibadah yang Allah wajibkan kepada setiap hamba. Setiap muslim wajib mempelajari ilmu tersebut; kerana sah atau tidaknya ibadah yang dilakukannya tergantung dengan pengetahuannya tersebut.

Seorang yang ingin melakukan solat wajib mengetahui syarat-syarat atau rukun-rukun atau hal-hal yang membatalkan solat dan lain-lainya, agar solatnya sesuai dengan tuntutan agama.

Begitu juga bulan Ramadhan di bulan ini Allah mewajibkan kepada setiap muslim yang mampu untuk berpuasa. Maka sudah menjadi kewajiban setiap muslim untuk membekalkan dirinya dengan hal-hal yang berkaitan dengan syarat-syarat dan rukun-rukun puasa, hal-hal yang membatalkan puasa, hal-hal yang dimakruhkan dan diharuskan dalam puasa, hal-hal yang membatalkan puasa dan lain-lain supaya puasa yang dilakukannya sesuai dengan tuntunan syariah dan perbuatannya tidak sia-sia.

Di samping pengetahuan yang berkenaan dengan puasa, pengetahuan-pengetahuan lain yang berkaitan dengan Ramadhan juga perlu seperti anjuran-anjuran, keutamaan amal yang harus dilakukan dalam Ramadhan dan lain-lain agar setiap muslim dapat mengoptimalkan bulan ini sebaik mungkin.

4) Persiapan fizikal (jasmani).

Menahan diri untuk tidak makan dan minum di siang hari selama sebulan tentu memerlukan kekuatan fisikal yang tidak sedikit. Belum lagi kekuatan yang dituntut untuk menghidupkan malam-malam Ramadhan dengan solat tarawih dan solat sunnah lainnya, ditambah kekuatan untuk memperbanyak membaca Al-Qur’an dan beri’tikaf selama sepuluh hari di akhir Ramadhan.

Kesemua hal ini menuntut kita selalu dalam kesihatan yang sempurna sehingga dapat memanfaatkan Ramadhan dengan optimal dan maksima. Melakukan puasa sunnah pada sebelum Ramadhan adalah salah satu cara melatih diri untuk mempersiapkan dan membiasakan diri menghadapi Ramadhan.

Oleh kerananya Rasulullah saw mencontohkan kepada umatnya bagaimana beliau memperbanyak puasa sunnah pada bulan Sya’ban, sebagaimana yang diwartakan Aisyah: “Aku tidak pernah melihat Rasulullah Saw. berpuasa selama sebulan penuh kecuali pada bulan Ramadhan dan aku tidak pernah melihat beliau berpuasa (sunah) lebih banyak dari bulan Sya’ban.” (Muttafaq Alaih)

Inilah diantara hal-hal yang mesti dipersiapkan untuk menyambut datangnya bulan kesabaran ini.